Akhlak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata
khuluk, berasal dari
bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.[2]
cara membedakan akhlak, moral dan etika yaitu Dalam etika, untuk
menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok
ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila
menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlaq
menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan
baik-buruknya.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu
Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan
pikiran terlebih dahulu.
[3]
Kata akhlak diartikan sebagai suatu
tingkah laku, tetapi
tingkah laku
tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali
melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
[4] Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh
motivasi
dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran
apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan
sebagai keterpaksaan untuk berbuat.
[2] Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
[2]
Dalam Encyclopedia Brittanica
[5], akhlak disebut sebagai
ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang
sistematik tentang
tabiat dari pengertian
nilai baik,
buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang
prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai
filsafat moral.
[2]
Syarat
Tolong-menolong merupakan salah satu akhlak baik terhadap sesama
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.
[2]
- Perbuatan yang baik atau buruk.
- Kemampuan melakukan perbuatan.
- Kesadaran akan perbuatan itu
- Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk
Sumber
Akhlak bersumber pada
agama.
[2] Perangai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu
sifat dan
watak yang merupakan bawaan seseorang.
[2] Pembentukan peragai ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi
lingkungannya.
[2] Lingkungan yang paling kecil adalah
keluarga, melalui keluargalah
kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara
terminologi akhlak berarti
tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara
sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
[2] Para ahli seperti
Al Gazali
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan
pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai
suatu
sifat dan
watak yang merupakan bawaan seseorang.
[2]
Budi pekerti
Budi pekerti pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti [1]. Budi berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran.[2] Pekerti berarti kelakuan.[2] Secara terminologi, kata budi ialah yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut dengan nama karakter.[2] Sedangkan pekerti ialah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati, yang disebut behavior
.[2] Jadi dari kedua kata tersebut budipekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.[2] Penerapan budi pekerti tergantung kepada pelaksanaanya.[2] Budi pekerti dapat bersifat positif maupun negatif.[2] Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Budi pekerti didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio.[2] Rasio
mempunyai tabiat kecenderungan kepada ingin tahu dan mau menerima yang
logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak mau menerima yang analogis,
yang tidak masuk akal.[2]
Selain unsur rasio di dalam hati
manusia juga terdapat unsur lainnya yaitu unsur
rasa.
[2] Perasaan manusia dibentuk oleh adanya suatu pengalaman,
pendidikan,
pengetahuan dan suasana
lingkungan.
[2] Rasa mempunyai kecenderungan kepada keindahan
[2] Letak keindahan adalah pada keharmonisan susunan sesuatu, harmonis antara unsur
jasmani dengan
rohani,
harmonis antara
cipta,
rasa dan
karsa, harmonis antara individu dengan
masyarakat, harmonis susunan
keluarga, harmonis hubungan antara
keluarga.
[2] Keharmonisan akan menimbulkan rasa nyaman dalam kalbu dan tentram dalam hati.
[2]
Perasaan hati itu sering disebut dengan nama “hati kecil” atau dengan
nama lain yaitu “suara kata hati”, lebih umum lagi disebuut dengan nama
hati
nurani.
[2]
Suara hati selalu mendorong untuk berbuat baik yang bersifat keutamaan
serta memperingatkan perbuatan yang buruk dan brusaha mencegah perbuatan
yang bersifat buruk dan
hina.
[2] Setiap orang mempunyai suara hati, walaupun suara hati tersebut kadang-kadang berbeda.
[6]. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
keyakinan, perbedaan
pengalaman, perbedaan
lingkungan,
perbedaan pendidikan dan sebagainya. Namun mempunyai kesamaan, yaitu
keinginan mencapai kebahagiaan dan keutamaan kebaikan yang tertinggi
sebagai tujuan hidup.
[2]
Karsa
Dalam diri manusia itu sendiri terdapat karsa yang berhubungan dengan rasio dan
rasa.
[2] Karsa disebut dengan kemauan atau kehendak, hal ini tentunya berbeda dengan keinginan.
[2] Keinginan lebih mendekati pada senang atau
cinta yang kadang-kadang berlawanan antara satu keinginan dengan keinginan lainnya dari seseorang pada
waktu yang sama, keinginan belum menuju pada pelaksanaan.
[2] Kehendak atau kemauan adalah keinginan yang dipilih di antara keinginan-keinginan yang banyak untuk dilaksanakan.
[2] Adapun kehendak muncul melalui sebuah proses sebagai berikut
[7]:
- Ada stimulan kedalam panca indera
- Timbul keinginan-keinginan
- Timbul kebimbangan, proses memilih
- Menentukan pilihan kepada salah satu keinginan
- Keinginan yang dipilih menjadi salah satu kemauan, selanjutnya akan dilaksanakan.
Perbuatan yang dilaksanakan dengan
kesadaran dan dengan kehendaklah yang disebut dengan
perbuatan budi pekerti.
[1]
Moral
Moral,
etika dan
akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal dari
bahasa latinyaitu mos, yang berarti
adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk
[8].
Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat
lokal. Sedangkan akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah benar,
penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam ajaran agama.
Perbedaan dengan
etika, yakni Etika adalah
ilmu yang membahas tentang
moralitas atau tentang
manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu etika
deskriptif,
etika normatif, dan
metaetika [9]. Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah
adat
kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan
yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang
sering muncul dalam
etika normatif, yaitu
hati nurani,
kebebasan dan
tanggung jawab,
nilai dan
norma, serta
hak dan
kewajiban. Selanjutnya yang termasuk
kaidah
dalam metaetika adalah ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang
moralitas. Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa etika
adalah
ilmu,
moral adalah
ajaran, dan akhlak adalah
tingkah laku manusia
[10].
Pembagian Akhlak
Akhlak Baik (Al-Hamidah)
1. Jujur (Ash-Shidqu)
adalah suatu tingkah laku yang didorong oleh keinginan (niat) yang
baik dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya maupun
oranglain.
2. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)
3. Malu (Al-Haya')
4. Rendah hati (At-Tawadlu')
5. Murah hati (Al-Hilmu)
6. Sabar (Ash-Shobr)
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, semoga Allah
merelakannya, berkata, "Rasulullah SAW. bersabda", "Ketika Allah
mengumpulkan segenap makhluk pada hari kiamat kelak, menyerulah
Penyeru", "Di manakah itu, orang-orang yang utama (ahlul fadhl) ?". Maka
berdirilah sekelompok manusia, jumlah mereka sedikit, dengan cepatnya
mereka bergegas menuju syurga, para malaikat berpapasan dengan mereka,
lalu menyapa mereka. "Kami lihat kalian begitu cepat menuju syurga,
sipakah kalian ?". Orang-orang ini menjawab, "Kamilah itu orang-orang
yang utama (ahlul fadhl)". "Apa keutamaan kalian ?", tanya para
malaikat. Orang-orang ini memperjelas, "Kami, jika didzalimi, kami
bersabar. Jika diperlakukan buruk, kami memaafkan. Jika orang lain
khilaf pada kami, kamipun tetap bermurah hati". Akhirnya dikatakan pada
mereka, "Masuklah ke dalam syurga, karena demikian itulah sebaik-baik
balasan bagi orang-orang yang beramal". Setelah itu menyerulah lagi
penyeru, :"Di manakan itu, orang-orang yang bersabar (ahlush shabr) ?".
Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah mereka sedikit, dengan
cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat berpapasan dengan
mereka, lalu menyapa mereka. "Kami lihat kalian begitu cepat menuju
syurga, sipakah kalian ?". Orang-orang ini menjawab, "Kamilah itu
orang-orang yang sabar (ahlush shabr). "Kesabaran apa yang kalian
maksud ?", tanya para malaikat. Orang-orang ini memperjelas, "Kami sabar
bertaat pada Allah, kamipun sabar tak bermaksiat padaNya. Akhirnya
Dikatakan pada mereka, "Masuklah ke dalam syurga, karena demikian itulah
sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal". (Hilyatul Auliyaa'/
Juz III/ Hal. 140)
Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)
1. Mencuri/mengambil bukan haknya 2. Iri hati 3. Membicarakan
kejelekan orang lain (bergosip) 4. Membunuh 5. Segala bentuk tindakan
yang tercela dan merugikan orang lain ( mahluk lain)
Ruang Lingkup Akhlak
Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka
hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri,
karena hanya dengan
insyaf dan
sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi.
Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai
fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai
perbuatan.
[1]
Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban
orang tua,
anak, dan
karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para
orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang
bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai
tanggung jawab
untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk
memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih
sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara
sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai
harga diri,
kehormatan dan
kemuliaan.
[1]
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala
manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati.
[1]
Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan
engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik,
berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat.
[1]
Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah
putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong bapak dan
mamakmu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan
membelamu bilamana perlu.
[1] Pamanmu,
bibimu
dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat
dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong
keduanya disetiap keperluan.
[1]
Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu
ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang
tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan
menolak kemudhorotan, orang tuamu
cinta dan
hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada
tetangga.
[1]
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan
sosial kemasyarakatan, kesusilaan/
moral timbul di dalam
masyarakat.
Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan
dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup
sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi
berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling
mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut
masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan
tertib jika tiap-tiap
individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan
norma- norma kesusilaan yang berlaku.
[1]
Akhlak bernegara
Mereka yang se
bangsa
denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu,
tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama
mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa
engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam
bersama mereka.
[1]
Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya,
karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek
kehidupan, baik secara vertikal dengan
Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.